Powered By Blogger

Senin, 20 Desember 2010

Basic Of Environmental Geology

Geologi lingkungan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
suatu sistem alami factor-faktor Biologi, Kimia, Fisika, Ekonomi, social,
tata ruang dan lain-lainnya yang berada didalamnya.Kondisi geologi lingkungan dapat memberikan Informasi mengenai, morfologi, tanah, batuan, struktur,karakteristik pantai, bahan galian, dan proses-proses geologi yang berlangsung dimana makhluk hidup itu
berada.
Hidrogeologi, merupakan suatu bidang ilmu terapan multidisipliner yang berkaitan erat dengan geologi rekayasa dan juga sedikit berhubungan dengan geografi lingkungan. yang kesemuanya menyangkut studi mengenai hubungan manusia dengan lingkungan geologi termasuk didalamnya biosfer, lithosfer, hidrosfer, dan sebagian atmosfer. Hal tersebut mencakup:
• Mengelola sumberdaya geologi dan hidrogeologi seperti bahan bakar fosil, mineral, air (permukaan dan air bawah permukaan), dan tata guna lahan.
• Menetapkan dan mengurangi kemungkinan akibat bencana alam pada manusia.
• Mengelola pembuangan sampah industri dan rumah tangga serta mengurangi atau menghilangkan efek polusi.

Proses Geolistrik

  • Geolistrik digunakan untuk mengetahui keadaan geologi bawah permukaan termasuk konfigurasi akifer
  • Prosesnya dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke dalam perut bumi melalui dua elektroda
arus, yang akan menghasilkan perbedaan potensial dari lapisan batuan yang diukur di permukaan bumi melalui dua buah potensiometer.

Pumping Test

Uji pemompaan (pumping test) merupakan suatu tahapan untuk menguji kapasitas debit dan parameter fisik lapisan akifer sebelum dilakukan tahap eksploitasi sumber airtanah pada daerah bersangkutan

Hasil Uji Pemompaan

Sumur Dusun Kemang :
  • Q = 0.6 L / 13 detik = 0.046 L/detik = 3.97 M3/hari
  • to = 950 detik = 950 / (60 x 60 x 24) = 0.011 hari
  • t = 9500 detik = 0.108 hari
  • ∑Q = 0.108 hari x 3.97 M3/hari = 0.43 M3
  • ∆S = 0.48 M
  • T = 1,5 M2/hari
  • Jika diambil rata-rata ketebalan akuifer pertama (perkiraan di daerah tersebut) 10 meter. Maka permeabilitas perkiraan K = 0.15 M/hari (angka yang umum untuk pasir halus sedikit lempungan à lapukan dari breksi volkanik)
  • Sc = ∑Q / ∆S = 0.43 M3/ 0.48 Mdd = 0.92 M3/Mdd
  • (Mdd = meter drawdown)

Minggu, 19 Desember 2010

DATA CURAH HUJAN ONLINE UNTUK MENDUKUNG PENELITIAN BIDANG HIDROLOGI, GEOHIDROLOGI, DAN GERAKAN TANAH

Data curah hujan sebagai salah satu data yang dibutuhkan dalam penelitian bidang hidrologi, geohidrologi dan penanganan masalah banjir sudah sering dilakukuan oleh beberapa instansi terkait. Data curah hujan tersebut berasal dari instansi terkait yang menangani masalah curah hujan. Tetapi menurut pengamatan kami data curah hujan tersebut diakses dari suatu alat ukur curah hujan yang belum dapat diakses secara online, sehingga untuk mendapatkan informasi curah hujan tersebut harus ditunggu dakam beberapa selang waktu. Dalam masalah khusus kadangkala dibutuhkan data curah hujan secara realtime, misalnya untuk peringatan dini bencana banjir atau gerakan tanah. Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan suatu alat ukur curah hujan secara online. Alat sensor curah hujan online pertama di Indonesia telah diujicobakan di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama antara LIPI-Poltekpos Bandung, ww.rt-net-kapelima.com dan Kecamatan Cilengkrang. Alat tersebut dapat merekam data curah hujan dengan radius 30 km. Data curah hujan tersebut dapat diakses secara online melali situs www.rt-net-kapelima.com. Data curah hujan tersebut akurasinya cukup tinggi dengan tingkat kesalahan 3%. Data curah hujan tersebut dapat digunakan untuk mendukung penelitian dalm bidang hidrologi, geohidrologi, dan gerakan tanah.

Airtanah

 gambar diatas merupakan gambaran siklus hidrologi.

airtanah atau groundwater adalah air yang mengisi rongga-rongga batuan dibawah permukaan tanah pada zone jenuh air. sumber utama dari airtanah ini adalah air hujan. pergerakanya maksimal 10m/ hari dan minimal 1m/ tahun.

Siklus Air Tanah

Morfometri Basin


BASIN MORPHOMETRY
          Dealing with the measurement of River Basin or Watershed geometry;
          Basin Morphometry  is useful in development of the empirical methods for the rainfall-runoff relations.
          Aspek Keruangan:
    Luas (A) dan Bentuk (Rf, Rc, Re)
          Aspek Topografi:
    Kemiringan DAS (Sb), Kemiringan Sungai Utama (Ss), Median Elevasi
           Aspek Panjang Alur:
    Sungai Terpanjang (Li), Panjang Sungai Utama ke Pusat DAS (Lg), Panjang Sungai Utama (Ls), Panjang “Overland Flow”
          Aspek Alur Sungai:
   Orde Sungai, Tingkat Percabangan Sungai (Rb), Kerapatan Alur Sungai (Dd), Titik Pusat DAS (Cg), Sudut Percabangan Sungai
Aspek Keruangan
          Luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
          Bentuk DAS dapat dibedakan menjadikan:
 (1) Faktor Bentuk ( Form Factor = Rf),
 (2) Circularity Ratio = Rc
 (3) Elongation Ratio = Re

Kamis, 16 Desember 2010

Geologi dan Permasalahan Lingkungan

Pendahuluan 
Pada awalnya, orang tertarik untuk mempelajari geologi hanya karena didorong oleh rasa keingintahuan terhadap apa yang dilihat dan dirasakan disekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan dengan tersiratnya konsep-konsep terjadinya Bumi di hampir semua budaya kuno dan dalam ajaran-ajaran agamanya. Proses-proses alam yang menakjubkan, seperti meletusnya gunung-api yang mengeluarkan bahan-bahan pijar dari dalam perut bumi, goncangan bumi yang menghancurkan segala yang ada dimuka bumi dan lain sebagainya, telah mendorong orang-orang untuk mencari jawabannya. Ilmu Geologi itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan baru dimulai pada sekitar tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada fakta-fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani.Geologi sejak itu berkembang menjadi ilmu pengetahuan tentang bumi.

Software - software penunjang

Hydro GeoBuilder Overview

Accelerate the way you build your FEFLOW and MODFLOW model!

Hydro GeoBuilder provides a flexible and streamlined approach to developing conceptual models for MODFLOW and FEFLOWTM. Quickly and easily assign flow materials, pumping wells screened over multiple layers, and design complex three-dimensional finite element meshes and grids in a multi-view, graphical environment.
 

Conceptual Model Development for FEFLOW and MODFLOW
From raw data, to the conceptual model, to the numerical model, Hydro GeoBuilder will dramatically improve the way you build your groundwater models. Working with mesh-independent data, you will quickly capture the essence of the groundwater flow system without being constrained by a particular mesh size or type. With Hydro GeoBuilder, the tedious tasks of populating the 3D finite element mesh are done for you automatically, allowing you to focus more effort on conceptualization and interpretation.
 


GEOLOGI LINGKUNGAN DAN SISTEM ALAM

Geologi Lingkungan adalah interaksi antara manusia dengan lingkungan geologis. Lingkungan geologis terdiri dari unsur-unsur fisik bumi (batuan, sedimen, tanah dan fluida) dan unsur permukaan bumi, bentang alam dan proses-proses yang mempengaruhinya. Bagi kehidupan manusia, lingkungan geologis tidak hanya memberikan unsur-unsur yang menguntungkan/bermanfaat seperti ketersediaan air bersih, mineral ekonomis, bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain, tetapi juga memiliki potensi bagi terjadinya bencana seperti gempa bumi, letusan gunung api dan banjir.
Geologi Lingkungan bisa dikategorikan sebagai bagian dari ilmu lingkungan, karena ilmu lingkungan adalah dasar pemahaman kita mengenai bumi dan membahas interaksi manusia dengan seluruh aspek yang ada disekelilingnya, termasuk aspek geologis serta dampaknya bagi kehidupan manusia. Karena itu filosofi utama dari geologi lingkungan adalah konsep manajemen lingkungan yang didasarkan pada sistem geologi untuk pembangunan berkelanjutan dan bukan pada beban lingkungan yang tidak bisa diterima. 

Pertambangan dan Dampaknya Terhadap Geohidrologi Daerah Sekitar Ditinjau Dari Struktur Tanah

  •        PERTAMBANGAN
        Ilmu pertambangan adalah ilmu pengetahuan yang meliputi pekerjaan pencarian, penyelidikan, pengolahan, penjualan mineral- mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis sedangkan tugas utama seorang ahli tambang adalah membebaskan dan mengambil mineral-mineral serta batuan yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya, kmudian membawanya ke permukaan bumi untuk dimanfaatkan.
Sistem Pertambangan :
1.   Tambang Terbuka (Surface Mining).
2.   Tambang Bawah Tanah (Underground Mining).
3.   Tambang Bawah Air (Underwater Mining).
Sektor industri pertambangan adalah mesin pertumbuhan yang dapat diandalkan, terutama bagi Kawasan Timur Indonesia yang mempunyai “comparative advantage” dalam bidang ini:
  • Pertambangan yang berwawasan Lingkungan untuk mensejahterakan masyarakat dibutuhkan penanganan dengan pendekatan teknologi bahwa perubahan struktur tanah yang terjadi hendaklah dijadikan sebagai suatu perubahan lahan yang sangat bermanfaat untuk konstruksi.
  •  Penanganan secara baik dan berteknologi. Misalnya pemanfaatan geotekstil dan kestabilan lreng Pertambangan dan lingkungan ibarat dua keping mata uang yang saling berhubungan. Munculnya aspek lingkungan merupakan salah satu factor kunci yang ikut diperhitungkan dalam menentukan keberhasilan kegiatan usaha pertambangan.

Geohidrologi Sistem Akuifer dan Geologi Air Tanah

GEOHIDROLOGI



Hidrogeologi dalam bahasa Inggris tertulis hydrogeology. Bila kita merujuk dari struktur bahasa Inggris, maka tulisanhydrogeol ogy dapat diurai menjadi (Toth, 1990) :Hydroà merupakan kata sifat (adjective) yang berarti ‘mengenai air’Geologyà kata benda Sehingga dapat diartikan menjadi geologi air (the geology of water). Secara definitif dapat dikatakanmerupakan suatu studi dari interaksi antara kerja kerangka batuan dan air tanah. Dalam prosesnya, studi inimenyangkut aspek-aspek fisika dan kimia yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan tanah. Termasukdi dalamnya adalah transportasi massa, material, reaksi kimia, perubahan temperatur, perubahan topographidan lainnya. Proses ini terjadi dalam skala waktu harian (daily time scale). Sedangkan gerakan air di dalamtanah melalui sela-sela dari kerangka batuan dikenal juga dengan istilah aliran air tanah (groundwater flow). Definisi air tanah ialah sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978).

Tujuh Konsep Dasar dalam Geologi Lingkungan dan Pengelolaan Air Tanah Berbasis Cekungan Air Tanah

Tujuh Konsep Dasar dalam Geologi Lingkungan


Konsep 1 
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup


Suatu sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen – komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu organisasi besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Beberapa contoh dari sistem ini adalah planet dan laut. Setiap komponen tersebut pada dasarnya memiliki fungsi tersendiri, tetapi komponen-komponen tersebut dalam suatu kesatuan sistem membentuk suatu fungsi baru yang lebih dinamis dan kompleks.

Bumi merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yaitu atmosfer (komponen udara), hidrosfer (komponen air), biosfer (komponen hayati/makhluk hidup), dan litosfer (komponen batuan). Komponen – komponen tersebut saling berinteraksi dan membentuk suatu prinsip kesatuan lingkungan. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain dan terjadi penyesuaian kembali oleh sistem secara keseluruhan. Misalnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka imbasnya juga akan berpengaruh pada atmosfer, yaitu karena keluarnya gas vulkanik, dan juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya.
Selama matahari masih memancarkan sinarnya ke bumi, maka akan terjadi perpindahan energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.
Jadi, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka karena hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan daur alami.

Penurunan Muka Air Tanah di Bandung

Penduduk kawasan Bandung Raya pada tahun 2005, diperkirakan mencapai 7 juta orang. Jika kebutuhan air bersih per hari perorang sebanyak 125 liter, maka kebutuhan air yang harus tersedia sekira 350 juta m3/tahun. Kebutuhan air bersih untuk industri diperkirakan mencapai 132 juta m3/tahun, sedangkan untuk keperluan sosial (tempat ibadah dsb.) dan perkantoran diperkirakan mencapai 30 juta m3/tahun. Dengan demikian, kebutuhan air bersih di kawasan ini mencapai 512 juta m3/tahun.Pemenuhan kebutuhan air bersih yag disediakan melalui PDAM masing-masing adalah PDAM Kota Bandung baru bisa menyediakan sekira 560 liter/detik atau 17 juta m3/tahun. Sedangkan PDAM Kab. Bandung – Cimahi mencapai 613 liter/detik atau sekira 19 juta m3/tahun. Secara keseluruhan, pemenuhannya mencapai 36,5 juta m3/tahun dengan proporsi sumber air bakunya 40% berasal dari air permukaan dan 60% dari air tanah.Pemenuhan kebutuhan air bersih yang langsung berasal dari air permukaan cukup kecil. Terlebih, di daerah perkotaan hampir semua air permukaan sudah mengalami pencemaran. Oleh karena itu, pengguna berpaling ke air tanah sehingga sumber ini menjadi andalan di dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Alasan lain, masyarakat lebih banyak menggunakan air tanah di antaranya mudah didapat, tidak memerlukan tempat yang luas, misalnya cukup dengan pipa ukuran diameter satu inchi, air yang didapat umumnya bersih dan biaya untuk mendapatkannya relatif murah.dan menurut badan geologi energi dan sumber daya minera. dan ini foto lansat citra satelit penurunan daerah bandung


(foto lansat citra satelit penurunan daerah bandung)



Pada tahun 1980, kedudukan muka air tanah di Cimahi mencapai 15 meter di atas permukaan tanah (+15 m), Kebon Kawung +22 m, Rancaekek +1 m, Margahayu (Lanud Sulaeman) + 7 m, Dayeuh Kolot +2 m, Banjaran +2 m, dan Majalaya +3 m. Namun, pada tahun 2004 permukaan air tanah di tujuh lokasi tersebut jauh menurun. Di Cimahi mencapai 86 m di bawah permukaan tanah (-86 m), Kebon Kawung -36 m, Rancaekek -39 m, Margahayu (Lanud Sulaeman) -14 m, Dayeuh Kolot -55 m, Banjaran -20 m, dan Majalaya -41 m.Kalau kita perbandingkan kondisi tahun 1980 dan tahun 2004-2005, sebelum tahun delapan puluhan masyarakat di tatar Bandung tidak mengalami kesulitan. Dengan cara membuat sumur bor pantek dengan kedalaman sekitar 40 m dari permukaan tanah, air tanahnya sudah bisa keluar sediri tanpa dipompa (masyarakat mengatakan air artetis). Air tanah bisa menyembur sampai sampai setinggi 20 meteran di atas permukaan tanah.

Jumlah sumur bor yang terdaftar (berizin) dan perubahan jumlah pengambilan air tanah terlihat pada gambar 4. Pada gambar ini memperlihatkan jumlah sumur bor dan debit pengambilan per tahun dan terlihat adanya pegaruh ekonomi awal tahun 80-an dan tahun 1997, yang memperjelas pengguna air tanah melalui sumur bor adalah industri. Kenyataan di lapangan kemungkinan berbeda, mengingat terjadinya perbedaan yang tinggi antara kebutuhan dan jumlah pengambilan yang terdaptar, sedangkan sumber pemasok selain dari air tanah tidak ada.

EVALUASI GEOLOGI LINGKUNGAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN PASCA TAMBANG

EVALUASI GEOLOGI LINGKUNGAN UNTUK
ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN PASCA TAMBANG


1.1 LATAR BELAKANG
Setiap kegiatan pertambangan mempunyai kewajiban untuk mereklamasi lahan penambangan, baik selama maupun setelah kegiatan penambangan selesai.
Tujuan reklamasi adalah memungsikan/memanfaatkan kembali lahan bekas penambangan ke fungsinya semula ataupun ke fungsi lain yang nilai manfaatnya minimal sama dengan semula.  Oleh karena itu reklamasi menjadi bagian penting dalam perencanaan pengelolaan lahan penambangan.
Perusahaan penambangan besar pada umumnya telah melaksanakan reklamasi sesuai dengan rencana yang tercantum dalam dokumen AMDAL.  Sebaliknya perusahaan penambangan yang berskala lebih kecil, termasuk Penambangan Rakyat, banyak yang sama sekali tidak melaksanakan kewajiban reklamasi ini.  Bekas penambangan ditinggalkan dan diterlantarkan.  Bekas penambangan ini secara individu umumnya tidak terlalu luas namun secara keseluruhan berkelompok sehingga merusak lingkungan dan sulit dalam perencanaan pemanfaatan lahan secara optimum.
Penyelidikan geologi lingkungan sangat diperlukan di dalam pemanfaatan lahan bekas tambang yang telah ditinggalkan, karena bekas kegiatan penambangan perlu analisis tentang dampak lingkungan, dan dilakukan arahan reklamasi sehingga didalam pelaksanaannya kerusakan lingkungan yang telah terjadi akan dapat ditekan sekecil mungkin atau bahkan lahan yang rusak tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat sekitarnya.
Penyelidikan ini sangat diperlukan untuk menunjang rencana kegiatan reklamasi bekas tambang pada daerah penyelidikan agar bekas galian tambang, daerah genangan serta timbunan tanah penutup dapat dimanfaatkan kembali untuk kegiatan yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyelidikan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai data geologi lingkungan untuk arahan reklamasi bekas penambangan yang berwawasan lingkungan. Kajian geologi lingkungan meliputi: morfologi dan tata guna lahan, hidrologi, geologi teknik, bencana geologi, kenampakan dampak penambangan terhadap masyarakat sekitar tambang.
Adapun tujuan dari penyelidikan ini adalah melakukan analisis geologi lingkungan untuk arahan reklamasi daerah bekas tambang tersebut yang telah atau akan ditinggalkan dengan cara yang murah, praktis, serta mudah dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun pengusaha tambang. Pertimbangan aspek geologi lingkungan ini dapat ditetapkan pada kegiatan pasca penambangan, sehingga dampak negatif pada kegiatan pasca penambangan tersebut akan dapat diperkecil atau meminimalkan dampak lingkungan yang terjadi. 

Cara Mencari Air tanah


Secara umum airtanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan



Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut dengan akifer. Bagaimana interaksi kita dalam penggunaan airtanah? Yang alami adalah dengan mengambil airtanah yang muncul di permukaan sebagai mataair atau secara buatan. Untuk pengambilan airtanah secara buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas yang berisi air dan es. Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa air yang berada di dalam sedotan akan sama dengan tinggi air di gelas. Ketika kita menghisap air dalam gelas tersebut terus menerus pada akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin menghisap air yang tersimpan diantara es maka kita harus menghisapnya lebih keras atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini hampirlah sama dengan teknis pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili oleh es batu) dengan menggunakan pompa (diwakili oleh sedotan)