Powered By Blogger

Senin, 20 Desember 2010

Proses Geolistrik

  • Geolistrik digunakan untuk mengetahui keadaan geologi bawah permukaan termasuk konfigurasi akifer
  • Prosesnya dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke dalam perut bumi melalui dua elektroda
arus, yang akan menghasilkan perbedaan potensial dari lapisan batuan yang diukur di permukaan bumi melalui dua buah potensiometer.

Pumping Test

Uji pemompaan (pumping test) merupakan suatu tahapan untuk menguji kapasitas debit dan parameter fisik lapisan akifer sebelum dilakukan tahap eksploitasi sumber airtanah pada daerah bersangkutan

Hasil Uji Pemompaan

Sumur Dusun Kemang :
  • Q = 0.6 L / 13 detik = 0.046 L/detik = 3.97 M3/hari
  • to = 950 detik = 950 / (60 x 60 x 24) = 0.011 hari
  • t = 9500 detik = 0.108 hari
  • ∑Q = 0.108 hari x 3.97 M3/hari = 0.43 M3
  • ∆S = 0.48 M
  • T = 1,5 M2/hari
  • Jika diambil rata-rata ketebalan akuifer pertama (perkiraan di daerah tersebut) 10 meter. Maka permeabilitas perkiraan K = 0.15 M/hari (angka yang umum untuk pasir halus sedikit lempungan à lapukan dari breksi volkanik)
  • Sc = ∑Q / ∆S = 0.43 M3/ 0.48 Mdd = 0.92 M3/Mdd
  • (Mdd = meter drawdown)




Sumur Dusun I (Babakanlapangan) :
  • Q = 0.6 L / 13 detik = 0.046 L/detik = 3.97 M3/hari
  • to = 1600 detik = 1600 / (60 x 60 x 24) = 0.019 hari
  • t = 13200 detik = 0.153 hari
  •  ∑Q = 0.153 hari x 3.97 M3/hari = 0.61 M3
  • ∆S = 0.52 M
  • T = 1.4 M2/hari, permeabilitas perkiraan
  • K = 0.14 M/hari
  • Sc = 0.61 M3 / 0.52 Mdd = 1.17 M3/Mdd







Analisis Kualitas Sumber Daya Air Potensial 

Kriteria kualitas air (Baku mutu) menurut peruntukannya digolongkan menjadi :
  • Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu,
  • Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
  • Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
  • Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 38 Tahun 1991 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Pada Sumber Air Di Jawa Barat.

UJI KUALITAS AIR
  • PARAMETER FISIKA
  • PARAMETER KIMIA
  • PARAMETER BIOLOGI

Hasil uji laboratorium
  • KUALITAS AIR YANG ADA DAERAH STUDI MEMENUHI SYARAT PERUNTUKAN GOLONGAN B, C, D
  • DAPAT DIPAKAI SEBAGAI SUMBER AIR BAKU AIR MINUM





PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH


TUJUAN

Untuk melihat tingkat kebutuhan penduduk akan air bersih yang disesuaikan dengan
kemampuan / potensi sumberdaya air yang dimiliki masih dapat dipenuhi dengan potensi sumber dayaair yang ada dengan melakukan optimalisasi dalam sistem pengelolaanya



PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH sampai tahun 2010



Proses Pengambilan Sampel Air
  • Pengambilan sampel air untuk diuji kualitasnya di Laboratorium
  • Foto di samping adalah satu contoh pengambilan sampel di Dusun Kemang Desa Rengasjajar Kec. Cigudeg dan di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari

Analisis Pengembangan dan Sistem Air Bersih
  • Potensi Ketersediaan Air Bersih
  • Sistim Pengelolaan Air Bersih
  • Mekanisme Pengelolaan Sistim Air Bersih


KRITERIA PENANGANAN SISTEM AIR BERSIH 




Sistem Penanganan Masalah Air Bersih



KESIMPULAN
  • Penyebab masalah kekurangan air bersih (a) Penyebab langsung; yaitu musim kemarau, letak geografis pemukiman, letak sumberdaya air, adanya kerusakan daerah tangkapan air, dan terbatasnya kemampuan pengelolaan air. (b) Penyebab tidak langsung; antara lain rendahnya pendapatan masyarakat, tidak adanya sarana air bersih, pertambahan jumlah penduduk, privatisasi sumber air, rendahnya tingkat pendidikan dan kurang responsifnya pemerintah daerah terhadap inisiatif masyarakat.
  • Setiap desa rawan air bersih memiliki potensi sumberdaya air yang bersifat lokal maupun lintas desa. Air hujan juga dapat dipergunakan sebagai alternatif (2509,6 – 2745,5 mm/tahun).
  • Berdasarkan proyeksi pertambahan penduduk dan kebutuhan air bersih bagi masyarakat, maka diperkirakan bahwa potensi ketersediaan air dapat memenuhi permintaan air bersih untuk beberapa tahun ke depan.
  • Sistem penyediaan air yang paling efektif dan efisien untuk diterapkan di wilayah penelitian adalah sistem perpipaan dari hulu sungai atau mata air.
  • Strategi penanganan air bersih di desa-desa rawan air bersih disusun dengan pendekatan berbasis masalah (problem-based) dan (b) pendekatan berbasis sumber daya lokal (local resources-based).
  • Mekanisme pengelolaan sumberdaya air bersih disusun berdasarkan pendekatan konvergensi antara fungsi-fungsi fundamental dari manajemen dengan sumberdaya lokal. Selanjutnya, dilakukan intervensi modal fisikal dalam bentuk sarana/prasarana air bersih (techno-ware) dan didukung dengan modal finansial serta upaya menjaga konservasi sumberdaya air/tanah secara berkelanjutan.

REKOMENDASI
  • Upaya penanganan seyogianya dilakukan melalui rencana strategis yang dilembagakan melalui Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Desa (Perdes).
  • Pembangunan sarana dan prasarana air bersih oleh pemerintah hendaknya mempertimbangkan kondisi fisik dasar dan sosial ekonomi yang terdapat pada masing-masing desa.
  • Strategi penanganan masalah kekurangan/krisis air bersih seyogianya dilakukan berdasarkan permasalahan yang dialami oleh masyarakat (problem based) dan berbagai aset lokal yang dimiliki/dikuasainya.
  • Mekanisme pengelolaan air bersih secara berkelanjutan dan berkeadilan perlu mendapat perhatian yang sama pentingnya dengan komponen proyek/program lainnya.





Posted by: Adi Permana Bahagia (270110090103)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar